PRESERVE OUR CORALS Program Transplantasi Karang- WELCOME TO CORALS TRANSPLANTATION SITE "Lestarikan Terumbu Karang - SUPPORT OUR CORALS " BAHARU MINDA BAHARI

Rabu, 03 Desember 2008

Karang Buatan Sambut Wisata Batam

Pulau Abang, 2 Desember 2008 (Penghujung Tahun " Tuhan izinkan kami untuk tetap dapat memelihara bumi ini")

Subuh kami telah bangun berkemas dan mandi agar hilang kantuk yang menggandul di mata. Lantas berdoa agar hari ini diberi keselamatan oleh-Nya, Tak lupa sarapan bubur kacang hijau sebagai pengganjal perut pagi itu.
Thunder hitam itu kami geber agar tidak terlambat menuju ke lokasi keberangkatan bersama. Maklum, hari itu kami hanya sebagai relawan sehingga menumpang bersama rekan yang melaksanakan proyek karang buatan di Pulau Abang Kecamatan Galang. Teh hangat menjamu kami sesampainya di teras rumah seorang teman di Griya permata Batu Aji.

Usai menghangatkan perut tepat 8.30 pagi kami mulai bergerak menuju ke Pulau Abang. Perjalanan kami sedikit tertunda karena ada pembuatan gorong-gorong. Sesampainya di Simpang Tembesi kami berhenti sejenak untuk membeli air tawar dalam kemasan. Sederetan kedai menjajakan produk yang sama. Mereka menunggu pembeli yang hendak menuju barelang.
Taksi-taksi sebagai sarana transportasi alternatif menuju jembatan enam telah parkir menunggu penumpang.

Sayangnya, kami mendengar berita bahwa mobil tim Critc (Coral Reef Training and Information Centre) Coremap II Batam mengalami kerusakan. Kami memberikan solusi agar mencharter carry atau mobil lain. Namun, tim Critc tetap berupaya memperbaiki mobil. Kami bergerak menuju jembatan enam mendahului tim Critc sembari berdoa agar tim tetap dapat berangkat dengan selamat.

Perjalanan kali ini cukup santai dengan kecepatan hanya 50-60 Km/jam, sembari menunggu tim Critc. Namun, kami belum juga tersusul. Akhirnya kami tiba di Pelabuhan Cakang yang dimiliki oleh seorang tauke dari Pulau Abang. Jalan yang kami lalui tetap seperti 2 tahun yang lalu, kerikil tajam !.

Tak terlihat Kapal penjemput karena masih dalam perjalanan. Tiba-tiba anjing-anjing penjaga pelabuhan menyalak "gukk..gukk... !!, rupanya ada temannya, kera menggelayut di pepohonan bakau. Tak kalah riang mempermainkan anjing yang tak sanggup mencapai bakau karena air pasang cukup tinggi. Pemandangan cukup membuat kami tersenyum setelah satu jam lebih menyusuri jalan raya barelang.

Tak lama kapal penjemput pun datang. Beberapa pemuda yang sumringah tampak menyambut kami dengan seucap sapaan hormat, "bertanya apa kabar ?", dan kami tak kalah semangat menyahut dengan senyum yang hangat, "alhamdulillah baek". Kami pun bercengkerama dengan pemuda-pemuda dari Pulau Abang.
Storm merah meluncur dari jalan satu-satunya curam ke pelabuhan. Tim Critc akhirnya bergabung sementara perlengkapan selam mulai berangsur dipindahkan ke kapal.
Mesin Kapal dihidupkan dan nahkoda mengarahkan haluan menuju ke Pulau Abang.
Setibanya di lokasi air laut masih dalam kondisi pasang. Sehingga tim menunda rencananya. Kapal akhirnya berbelok arah menuju Pulau Abang. Setibanya di sana kami disambut oleh Ketua LPSTK Pulau Abang, Rahmad. Percakapan dilanjutkan dengan makan siang sementara sebagian tim menuju ke Kampung untuk melihat pengaruh pasang. Pasang lebih tinggi dari hari-hari biasa. Sasardi, Ketua RW mengatakan bahwa pernah terjadi air pasang lebih tinggi pada tahun 2002. Sehingga beberapa rumah penduduk terendam air. Ini biasanya terjadi lima tahun sekali. Akhirnya kami tiba di Masjid kampung sembari menunaikan kewajiban dan berharap agar hari ini dapat kami lalui dengan baik dan dalam lindungan-Nya. Maklum saja kegiatan selam merupakan kegiatan yang penuh resiko. dan Laut bukanlah media hidup manusia...

Siang itu cuaca cukup bersahabat. Berbekal pisang goreng yang diborong dari tengah kampung akhirnya tim dihantar ke lokasi karang buatan. Karang buatan dibuat oleh pemuda Pulau Abang sebanyak 42 kotak. Bahan dasarnya adalah campuran semen, kerikil dan pasir. Pembuatannya bertempat di Pulau Hantu. Pemuda Pulau Abang telah cukup berpengalaman dalam upaya penyelamatan terumbu karang.
Tim penyelam mempersiapkan scuba dan bersiap-siap untuk penyusunan karang buatan. Karang buatan itu telah diturunkan oleh pemuda sebelum tim datang. Sehingga tugas tim penyelam tinggal menyusun kubus-kubus tersebut menjadi sebuah piramid.
Pekerjaan di bawah air merupakan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi yang tinggi, daya apung yang cukup stabil serta komunikasi dan kerjasama tim. Arus mengalir deras di permukaan sehingga mempengaruhi kerja tim penyelam. Satu persatu kubus disusun menjadi sebuah piramid.
Ikan-ikan karang menemani kami bekerja. Lalu lalang ikan-ikan tersebut dan memompa semangat kami untuk memberikan ikan-ikan ini rumah barunya. Seperti tim bedah rumah, kami bekerja ekstra karena persediaan tabung terbatas maka pekerjaan ini dilakukan dengan cukup hemat waktu.
Beberapa penyelam memisahkan diri melihat sedikit pemandangan menakjubkan di sekitar karang buatan. Undukan karang acropora membentuk formasi yang demikian indah. Tim menyebut ini sebagai candi borobudur. Kami pun berharap kelak karang buatan ini menjadi salah satu yang indah pula dan menjadi sarang bagi ikan-ikan di sana. Terima kasih Tuhan yang telah memperkenankan kami melihat sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Mu..
Karang buatan diletakkan di tiga lokasi yang berbeda. Kondisi dasar perairan bervariasi dari yang berpasir hingga yang ditumbuhi lamun yang berlumpur. Ini sebagai bagian penelitian untuk melihat pengaruh lokasi terhadap pertumbuhan karang tersebut.
Keruhnya air, derasnya arus surut tidak membuat kami surut. Suasana semakin mengharukan melihat pemuda-pemuda dipelopori oleh Ketua LPSTK Pulau Abang begitu menyelami makna kegiatan ini. Bahu membahu mereka menyusun kubus terakhir. Kubus yang mereka toreh nama Ria Saptarika, sebagai bukti harap dan bakti mereka terhadap pemimpin dan lingkungan mereka. Harapan mereka agar pemimpin mereka turut peduli dengan lingkungan. Materi menjadi kecil di tengah semangat ini..
Ketiga susunan piramid telah sukses berdiri megah di perairan ini. Memberi alternatif bagi ikan-ikan karang untuk bermain dari tempat mereka yang lama.
Pemuda Pulau Abang kembali memberikan dedikasinya bagi upaya penyelamatan lingkungan. Mereka menjadi relawan dalam penanaman artificial reef yang disponsori oleh Critc Coremap II Kota Batam dibantu oleh laksanas.
Penyusunan karang buatan ini menguras tenaga namun senyum terus mengembang mengiringi kepergian kami menuju pelabuhan Cakang untuk beranjak ke Batam senja itu.


laksanas ((anggota Laksana Samudera)