PRESERVE OUR CORALS Program Transplantasi Karang- WELCOME TO CORALS TRANSPLANTATION SITE "Lestarikan Terumbu Karang - SUPPORT OUR CORALS " BAHARU MINDA BAHARI

Jumat, 22 Agustus 2008

Pembentukan Unit Usaha Jasa Wisata

Pengembangan Usaha Jasa Wisata

Pulau Abang, 12 Juli 2008


Menghadapi rencana pemerintah Kota Batam untuk lokasi Kelurahan Pulau Abang sebagai kawasan wisata bahari, maka perlu dibuat suatu badan tersendiri yang mengelola wisata di Pulau Abang. Pengelolaan wisata akan terorganisir dan memudahkan pengembangan, pengawasan dan pelaksanaan wisata Pulau Abang.
Kelompok penanam Karang sebagai kelompok pioneer telah menarik banyak pemuda di Pulau Abang dalam berbagai kegiatan.
Dari beberapa waktu pendampingan kelompok ini layak untuk dikembangkan menjadi kelompok yang berorientasi wira usaha tapa meninggalkan tujuan utama dalam konservasi. Agar keberadaan kelompok menjadi jelas dan untuk memudahkan kerjasama dan pengawasan maka kelompok ini berada di bawah naungan LPSTK (Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang).
Proses awal dari penguatan kelompok adalah tim melakukan diskusi dengan Fasilitator Coremap II Pulau Abang dan Ketua LPSTK apakah penguatan Kelompok penanam karang dapat dilakukan dan tidak bertentangan dengan AD/ART LPSTK. Ketua LPSTK dan FF mendukung rencana penguatan kelompok.
Pengurus unit usaha jasa wisata adalah gabungan dari kelompok penanam karang, kelompok kerajinan Rangan dan kelompok sadar wisata (bentukan dinas pariwisata). Penggabungan ini diinisiasi tim agar terjadi keselarasan program kerja kelompok sadar wisata dan unit usaha jasa wisata.

Simulasi Kegiatan Pengelolaan Usaha Jasa Wisata

Pengembangan Usaha Jasa Wisata
Pulau Abang, 18-19 Juli 2008
Setelah pengurus unit usaha jasa wisata terbentuk, tim melanjutkan penguatan dan pengorganisasian kelompok dengan melakukan simulasi kegiatan. Kunjungan wisatawan tanggal 18-19 Juli menjadi salah satu momentum pembelajaran bagi pengelolaan ekowisata di Kelurahan Pulau Abang.
Kelompok memulai pengaturan jadwal, perincian biaya serta mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pada 16 Juli 2008 di Pondok Informasi Pulau Abang. Adapun yang dibahas, yaitu lokasi yang akan dikunjungi, jadwal kegiatan, homestay serta peran masing-masing koordinator.
Sebelum simulasi dilakukan kelompok melakukan gotong royong untuk membersihkan kampung.
adapun kegiatan yang dilaksanakan, antara lain :
1. Jelajah bakau di selat Ranoh
2. Jelajah Pulau Dedap sambil mengumpulkan kerang
3. Snorkeling di Malang Pulau Hantu
4. Bermain Flying Fox di Pulau Abang kecil
usai kunjungan kelompok melakukan evaluasi bersama, adapun hasil evaluasi tersebut :
- Perlunya jadwal cadangan apabila kondisi cuaca memburuk
- Pelaksanaan kegiatan wisata dilakukan secara bertahap dan diberi jeda waktu
- Personil yang terlibat terlalu banyak dalam memandu wisatawan sehingga mengganggu privasi wisatawan
- Kesiapan masyarakat secara keseluruhan belum muncul, kampung masih jauh dari kesan bersih
- perlu sarana keamanan untuk kegiatan outbound seperti helm dan pelindung siku dan lutut
- Perlunya peningkatan kapasitas untuk diving dan SAR
dari evaluasi tersebut Unit usaha jasa wisata telah dapat memainkan peranannya.
Respon dan apresiasi tamu atas pelayanan dari kelompok cukup bagus dan mereka menyatakan ingin melakukan kunjungan lagi ke Pulau Abang.

Lomba Masak Khas Daerah di Kelurahan Pulau Abang

Pengembangan Usaha Jasa Wisata

Pulau Abang, 29 Juni 2008

Lomba masak khas daerah ini diadakan program transplantasi karang untuk menjadi salah satu komponen penting dalam kegiatan pengelolaan usaha jasa wisata. Kategori lomba yaitu untuk Lauk Pauk dan Jajanan tradisional.
Tujuan menggali masakan khas daerah, yang memiliki rasa yang enak, bersih, disajikan secara apik dengan bahan-bahan alami yang terdapat di Pulau Abang dengan penampilan juru masak yang menarik serta ditambah dengan kreasi mereka.
Sasaran adalah kaum ibu dalam rangka melibatkan partisipasi kaum perempuan sesuai dengan perannya di masyarakat.
Lomba masak ini melibatkan beberapa tokoh masyarakat sebagai dewan juri yaitu dari kalangan pendidik yaitu guru sekolah, Ketua LPSTK dan staf kelurahan.
Pelaksana kegiatan ini adalah kelompok penanam karang bekerjasama dengan karang taruna Kelurahan Pulau Abang.
Pelaksanaan lomba ini bertempat di depan Kantor Kelurahan Pulau Abang. Peserta di bawah tenda masing-masing dengan peralatan masak dan meja yang telah disiapkan panitia untuk penyajian. Peserta yang ikut pada kegiatan ini terdiri atas 6 kelompok ibu-ibu dengan komposisi 3 orang masing-masing kelompok. Masing-masing peserta memperkenalkan diri terlebih dahulu selanjutnya memaparkan jenis masakannya. Setelah pemaparan kelompok melanjutkan dengan proses memasak.
Seluruh rangkaian memasak dan penyajian menjadi penilaian dewan juri. Penonton memadati lokasi lomba karena ini merupakan acara pertama yang diadakan di Kelurahan Pulau Abang. Acara ini mendapat respon semua lapisan masyarakat. Sorak-sorai penonton memeriahkan acara Lomba Masak Khas daerah ini.
Kelompok yang berhasil meraih nilai tertinggi menjuarai lomba masak dengan kategori lauk pauk ,yaitu Kelompok Ungu dengan masakan Gulai Lamak Ikan asin Tambak sedangkan untuk kategori jajanan tradisional yaitu Kelompok Matahari dengan masakan tepung kusui. Adapun Beberapa nama makanan yang berhasil diidentifikasi selama lomba, yaitu :
1. untuk lauk pauk : Gulai lamak ranga, Udang dan Kapis, Kapis Rebus, dan sotong masak hitam
2. untuk jajanan tradisional : Kue janda kaya, Kue lempuk kacang, Goreng Lempuk cempedak, Jemput pisang dan Kue Kepal
Pengelolaan lomba ini menjadi salah satu rencana even wisata di Kelurahan Pulau Abang dan dengan adanya kegiatan ini maka Kelompok pemuda melalui kelompok penanam karang dapat belajar mengorganisir kegiatan ini.

Pelestarian Terumbu Karang dan Wisata Pendidikan

Pengembangan Usaha Jasa Wisata
Pulau Abang, 2008
Saat ini tim telah mendorong terbentuknya unit usaha jasa wisata atas prakarsa program transplantasi karang. Tim telah dibina dengan pelatihan langsung menjadi pemandu wisata melalui beberapa kegiatan, diantaranya pelatihan outbound dan pemandu wisata untuk membangun kekompakan tim, dll.
Unit usaha jasa wisata ini adalah organisasi dengan anggota perwakilan pemuda Kelurahan pulau abang dibawah naungan LPSTK (Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang). Unit ini tinggal menunggu legalisasi dari LPSTK dan Kelurahan.
Unit ini terdiri atas koordinator-koordinator sesuai dengan kebutuhan kegiatan ekowisata yang akan dijalankan. Bersama tim unit ini telah berhasil merumuskan beberapa paket kegiatan yang utamanya adalah paket transplantasi karang, dll. Paket-paket kegiatan ini disesuaikan dengan kondisi alam sekitar dengan sifat kegiatan wisata edukasi dan ekowisata.
LPSTK adalah organisasi hasil bentukan Laksana Samudera melalui program Coremap II Batam yang perannya adalah melakukan pengelolaan atas sumberdaya terumbu karang dan menaungi kelompok konservasi dan mata pencaharian alternative.
Peran serta Kelompok Penanam Karang
Unit usaha jasa wisata ini sebelumnya merupakan Kelompok penanam karang dari Kelurahan Pulau Abang. Dalam perkembangannya kelompok ini banyak berperan dalam kegiatan pembangunan di Kelurahan Pulau Abang. Beberapa anggota direkrut oleh organisasi yang lebih besar seperti LPSTK dengan posisi sekretaris,dll.
Selain itu dengan keaktifan Kelompok penanam karang telah mendorong keaktifan karang taruna yang telah lama vakum. Sehingga kelompok ini mendorong pemuda lebih banyak
untuk membenahi kampung melalui karang taruna.
Kelompok penanam karang yang akhirnya melebur menjadi unit usaha jasa wisata juga mendapat kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan artificial di Pulau ABang dari Badan perencana Kota Batam (Bappeko - CRITC).
Praktek Langsung Pengelolaan Jasa Wisata
Untuk kegiatan wisata telah dilakukan beberapa simulasi langsung dengan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Abang dimana kelompok juga berkesempatan memperkenalkan kegiatan transplantasi karang, yaitu dengan wisatawan malaysia, Singapura dan lokal. Beberapa simulasi penanganan kegiatan wisata ini telah memberikan pengalaman langsung bagi Unit usaha jasa wisata. Unit usaha jasa wisata telah dapat merencanakan dan mengelola kegiatan wisata.
Keberadaan program mendapat dukungan dari tokoh masyarakat, Kelurahan serta masyarakat (baik laki-laki maupun perempuan).
Next Plan - Promosi pariwisata melalui even-even kegiatan seperti HUT RI 63 dengan mengadakan Dwilomba Juang (Lari Marathon Air Saga- Pulau Abang, Renang Pulau Abang-Pulau Hantu serta mengambil bendera merah putih) kegiatan ini khusus untuk kelurahan Pulau ABang sebagai sarana belajar bagi unit usaha jasa wisata dalam mengelola even.

Monitoring Terumbu Karang

Laporan Kegiatan Lapangan -

Pulau Abang, 14-18 Agustus 2008

Tim program transplantasi karang berkesempatan untuk mengikuti Kegiatan Monitoring LIPI di kawasan Coremap II Kota Batam . Ini merupakan kegiatan rutin tahunan LIPI untuk melihat kualitas sumberdaya terumbu karang yang terdapat di site coremap II kecamatan galang.
Lokasi-lokasi monitoring tersebar di beberapa lokasi Kelurahan Pulau Abang meliputi (petong, P.Abang besar, P.ABang Kecil, P. Pengalap dan Dedap) sedangkan untuk kelurahan Karas ( Mubud darat, P.Lampu, P. Karas).
Pada lokasi monitoring ini telah dipasang transek permanen sepanjang 70 m (Patok, Benang tangsi 2 mm sepanjang 10 m x 3, pelampung plastik warna). Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah LIT (Line intersect transect) Kegiatan ini selain monitoring adalah penggantian terhadap perangkat yang telah rusak.
Lokasi Kelurahan Pulau Abang tepatnya Stasiun P.Abang besar, Pulau Abang kecil terumbu karang cukup rapat dan beraneka ragam jenisnya seperti dari karang dengan bentuk pertumbuhan bercabang (branching), mengerak (encrusting), padat (massive), meja (tabulate), daun (foliose) dan jamur (mushroom)begitu juga dengan kelimpahan ikan baik jenis ikan konsumsi seperti famili Lutjanidae, Caesionidae, mullidae, Siganidae, Labridae, Scaridae, Haemulidae, mobulidae dan Mugilidae sedangkan ikan hias, antara lain family Pomacintridae, Chaetodontidae, Holocentridae, plotosidae dan Ephippidae . Jarak pandang di stasiun ini mencapai 8-10 m.
Untuk lokasi stasiun di Pulau Dedap Karang tidak terlalu rapat dan jenis karang banyak didominiasi oleh jenis karang padat (massive) untuk ikan tidak banyak. jarak pandang menurun 7-8 m.
Sedangkan untuk lokasi stasiun Pulau Pengalap arah timur dan barat karang cukup beranekaragam dengan dominasi ikan-ikan hias dari famili pomacentridae seperti ikan amphiprion sp (anemon). Sayangnya kerusakan karang cukup parah di Lokasi Pulau Pengalap bagian dalam di selat pengalap. Lokasi Pulau pengalap terdapat karang Heliophora (blue coral). Jarak pandang 7-8 m dengan gelombang/alun di bagian timur pulau pengalap sehingga mempengaruhi kegiatan monitoring.
Kerusakan karang tersebut diindikasikan terjadi pengambilan karang dalam jumlah cukup besar di dekat stasiun monitoring. Untuk itu, perlu pengawasan dan investigasi mendalam atas informasi ini.
Stasiun di Pulau Hantu di selat Pulau Abang kecil jarak pandang hanya 1-3 m diindikasikan dekat dengan pemukiman dan topografi laut yang dangkal. stasiun ini terumbu karangnya cukup bagus dan rapat dengan keanekaragaman karang yang tinggi diikuti juga dengan ikannya.
Untuk stasiun kelurahan Pulau karas jarak pandang hanya 30 cm-1 m dengan gelombang akibat angin selatan sehingga menghalangi proses monitoring. Hanya 1 stasiun saja yang cukup layak untuk diambil datanya yaitu di Pulau Karas. Karang di lokasi ini tidak sebaik di Pulau Abang namun memiliki karang yang khas yaitu akar bahar (sea fan).
Untuk stasiun di Pulau Lampu tidak dapat diteruskan karena gelombang tinggi (4 m) dan angin selatan.
Kekhawatiran lain yang menjadi ancaman adalah musim angin barat yang menurut masyarakat lebih membahayakan. Angin kuat disertai gelombang diduga menjadi penyebab utama hancurnya karang di beberapa lokasi di Pulau Dedap dan Pengalap. Karang-karang padat banyak yang terbalik dan memutih serta banyak patahan karang yang naik ke pantai.
Menurut kami kegiatan monitoring ini memberikan pengetahuan dan menambah pengalaman teknis kami. Kami melihat bahwa kegiatan monitoring ini dapat dilakukan masyarakat tentu saja dengan modifikasi secara lebih sederhana sehingga data dan informasi tentang sumberdaya terumbu karang di daerahnya sendiri dapat diketahui. Hal ini juga akan menambah kecintaan masyarakat tentang daerahnya.
Mudah-mudahan kegiatan monitoring ini dapat terus dilanjutkan agar kelestarian terumbu karang di daerah ini dapat terjaga.
Usai kegiatan tim menginformasikan tentang kegiatan ini kepada kelompok Penanam karang Abang. Harapannya kegiatan monitoring dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat di Pulau ABang dimotori oleh Kelompok penanam karang.